Selamat datang di blog SRIGALA BISNIS....


Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,

Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.

Minggu, 01 Agustus 2010

PENGARUH GOSIP TERHADAP PERUSAHAAN dan KARIR PEGAWAI

Gosip dan Perusahaan
Gosip mungkin merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi semua orang. Tidak perduli status sosial atau jabatan pasti akan mengenal dengan baik apa yang dinamakan gosip. Gosip dapat diartikan sebagai sebuah obrolan/opini tentang sesuatu hal yang kebenarannya belum diyakini atau dipastikan. Ketika cerita atau obrolan tersebut telah dapat dibuktikan secara langsung maka namanya berubah dari GOSIP menjadi FAKTA.
Lantas mengapa tulisan ini mengkaitkan hubungan antara GOSIP dan KARIR? Kata Gosip dapat berakibat fatal terhadap peningkatan karir seseorang yang bekerja di perusahaan atau di instansi pemerintah. Bahkan sebuah gosip dapat menghancurkan sebuah perusahaan bisnis yang besar jika imbasnya mampu mempengaruhi images positif perusahaan tersebut.
Gosip, merupakan sebuah opini yang mungkin positif atau negatif. Sehingga imbas yang dihasilkannya juga akan berakibat positif dan negatif. Peluang yang dihasilkan juga akan sama tergantung sejauh mana atau sebanyak mana orang yang tertarik untuk membicarakannya.
Melihat betapa besar pengaruh yang diakibatkan gosip ini maka hampir seluruh perusahaan jasa dan bisnis yang ada, dipastikan memiliki unit atau bidang Public Relation (PR). Secara awam mungkin PR ini hanya akan diartikan sebagai seorang pegawai yang mampu menjadi penghubung antara perusahaan dan masyarakat. Jika kita simpulkan maka jobs descrition seorang PR adalah mampu melakukan komunikasi positif guna menciptakan dan membangun images positif perusahaan dimata masyarakat secara umum dan dimata pelanggan/konsumen secara khusus. Dengan kata lain, seorang PR harus mampu membendung GOSIP yang bersifat Negatif terhadap perusahaan.
Gosip ini juga merupakan senjata yang ampuh bagi sebuah perusahaan untuk bisa menjatuhkan atau mengalahkan pesaingnya. Yang jadi permasalahannya apakah gosip ini merupakan strategi yang dihalalkan dalam mencuri pangsa pasar yang ada?
Seperti saya tuliskan di atas bahwa pengaruh gosip ini sangat luas terhadap Subjek atau Objek yang dibicarakan, kali ini kita akan membahas mengenai sejauhmana pengaruh Gosip terhadap Karir seorang Pegawai.

Gosip dan Pegawai
Pada teorinya seorang pegawai akan meningkat karirnya jika dia memiliki prestasi kerja yang baik dan loyal terhadap perusahaan dalam melakukan pencapaian kinerja yang baik di dalam perusahaan. Namun kenyataan yang ada, masih banyak pihak perusahaan yang bukan hanya memperhatikan dari sisi kinerja tetapi juga dari sisi kehidupan pribadi orang tersebut. Jika porsi atas dua sisi tersebut sama maka penilaian tersebut dapat dihalalkan.

Namun kenyataan yang terjadi, Gosip tersebut justru akan menjadi sisi yang paling diutamakan dan diperhatikan. Contoh : Seorang pegawai yang memiliki segudang prestasi belum tentu mendapat jabatan jika keluarga yang dimilikinya bermasalah. Sekalipun masalah tersebut tidak akan merugikan perusahaan secara materi atau images, namun hal tersebut akan tetap menjadi sebuah bahan masukan yang paling dilirik oleh para pengambil keputusan.
Terlepas dari rasa adil atau tidak, namun kenyataan tersebut sudah sangat banyak terjadi di lingkungan kerja. Bahkan gosip ini juga bisa dikategorikan sebagai sebuah cara untuk menghancurkan atau menaikkan karir seseorang disebuah perusahaan.
Ketika akan mengambil sebuah keputusan yang berkaitan dengan peningkatan karir pegawai maka seorang pemimpin yang bijak akan lebih melihat sisi kinerja & prestasi yang dimiliki pegawai tersebut di bandingkan sisi yang berkaitan dengan masalah-masalah pribadi. Dengan catatan selama hal tersebut tidak mempengaruhi perusahaan. Jika hal ini dilakukan maka secara tidak langsung akan tercipta lingkungan kerja yang sehat dan didalamnya akan tumbuh subur budaya kerja yang positif.
Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan Gosip di lingkungan kerja adalah sbb
1. Bekerja dengan fokus, sehingga tidak perlu menambah urusan dengan menjadi pengamat terhadap masalah pribadi orang lain.
2. Mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain, sehingga akan terjadi proses “pengacaan diri” atas apa yang kita miliki, dengan kata lain “perbaiki kelemahan yang kita miliki dan tunjukkan kelebihan kita”.
3. Bekerja Iklas, tanpa pamrih dan loyal terhadap perusahaan.
4. Tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompok dan tetap mengutamakan kepentingan perusahaan.
Selain itu, pihak management perusahaan juga diharapkan mampu mengantisipasi terhadap perkembangan gosip yang ada di lingkungan kerja. Sebuah Gosip, dapat menciptakan situasi lingkungan kerja yang tidak sehat yang akan berakibat berkurangnya performa pegawai yang nantinya akan bermuara terhadap pencapaian laba yang tidak maksimal.
Beberapa contoh antisipasi yang dapat dilakukan pihak management perusahaan adalah :
1. Melakukan klarifikasi atas opini yang berkembang, dengan memanggil Subjek atau Korban untuk menanyakan hal tersebut.
2. Memberi sanksi yang tegas terhadap penyebar gossip.
3. Mencari solusi akan masalah yang dihadapi pegawai melalui konseling.
4. Mengcover gossip tersebut untuk tidak terus tumbuh berkembang dengan cara tidak merespon gossip negative.
Alangkah sakitnya, jika seorang pegawai yang telah bekerja maksimal dan mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa, harus jatuh karirnya hanya karena sebuah opini negative/ gosip dari orang-orang yang tidak mampu dimintai pertanggungjawabannya atas opini yang disebarkannya.
Jika sebuah perusahaan ingin terus mengembangkan pangsa pasar yang dimilikinya maka dia harus mampu mengendalikan gossip yang ada di lingkungan perusahaan maupun yang ada di masyarakat sehingga tetap terjaga images positif perusahaan dimata para konsumen.*

2 komentar:

  1. ini sebuah artikel yang sangat menarik buat saya pribadi. artikel ini juga merupakan cerminan kecil yang terjadi di sekitar kita. saya suka dengan artikel ini. bravo buat bang berlin
    bang berlin,bagaimana ya seandainya ada sebuah gosip yg berkembang pada sebuah institusi dan salah satu solusi yg dibuat mencari sumber gosip tersebut tapi tidak didapati sumbernya dalam artian banyak tutup mulut tetapi gosip terus berkembang.menurut bang berlin bagaimana menyikapinya hal demikian.

    BalasHapus
  2. @B'Budi : Tentunya butuh pikiran jernih dalam hal menyikapi gosip tersebut. Yang perlu diluruskan adalah bukan mencari siapa yang menyebarkan gosip? atau menghukum si biang gosip? Tapi kita harus mampu menciptakan kultur positif di dalam diri sendiri. Sejauh mana kita secara pribadi melihat gosip di lingkungan kita. Intinya harus dimulai dari diri sendiri untuk tidak ikut masuk kedalamnya. Penilaian harus dilihat dari Kinerja bukan latar belakang atau lembaran hitam atau pribadi orang yang menjadi korban gosip tersebut. Kalau kultur ini telah lahir maka si biang gosip akan tersingkir dengan sendirinya.

    BalasHapus