Selamat datang di blog SRIGALA BISNIS....


Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,

Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.

Jumat, 01 April 2011

Kinerja BNI Tahun 2010, Laba Bersih Naik 65%

Kinerja BNI Tahun 2010 Laba Bersih BNI Naik 65% CAR 18,6%, siap untuk ekspansi bisnis tahun 2011

Rabu, 16 Maret, 2011.
Jakarta, 16 Maret 2011. Seiring dengan penguatan permodalan perseroan sebagai hasil dari penawaran umum terbatas (right issue) pada tahun 2010, kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) terus menunjukkan peningkatan. Atas keberhasilan program right issue tersebut, nilai ekuitas BNI naik 73% dari Rp 19,14 triliun menjadi Rp 33,135 triliun. Tambahan modal ini mengangkat capital adequacy ratio (CAR) BNI dari 13,8% (2009) menjadi 18,6% (2010) yang berarti memberikan peluang untuk meningkatkan ekspansi bisnis dan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Laba bersih BNI tahun 2010 naik 65% dari posisi tahun sebelumnya (2009) yang sebesar Rp 2,48 triliun menjadi Rp 4,10 triliun. Total aset naik 9% menjadi Rp 248,58 triliun, kredit yang disalurkan tumbuh 13% menjadi Rp 136,36 triliun dan  total dana pihak ketiga (DPK) juga naik 3% menjadi Rp 194,38 triliun.
”Fundamental keuangan BNI semakin kuat dengan tingkat coverage ratio (rasio pencadangan dibanding NPL Gross) terjaga di level 120,6%. Dari sisi rasio profitabilitas, dibanding tahun 2009, return on asset (ROA) naik dari 1,7% menjadi 2,5%, dan return on equity (ROE) naik dari 16,4% menjadi 24,7%. Perseroan juga mencatat kenaikan dana Tabungan dan Giro dari semula 55% menjadi 59% dari total dana. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada BNI sehingga masyarakat merasa nyaman menabung dan bertransaksi di BNI. Selain itu BNI juga telah menyediakan berbagai fasilitas transaksi, baik untuk kebutuhan transaksi individu, maupun transaksi bisnis,” kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, pada kesempatan Paparan Kinerja Keuangan BNI Tahun 2010, di Jakarta (16/3).

Akhir tahun 2010, BNI berhasil menyelesaikan proses aksi korporasi melalui penawaran umum terbatas (right issue) dengan hasil perolehan sebesar Rp 10,4 triliun yang merupakan fresh money tambahan modal perusahaan sehingga posisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio / CAR) pada akhir 2010 menjadi 18,6% (memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional). Lembaga rating Fitch juga baru saja mengeluarkan hasil risetnya dengan menaikkan national long-term rating BNI dari ’AA(idn)’ menjadi ’AA+(idn).’

KPR Tumbuh 46,3%, Porsi Dana Murah Meningkat
Total aset BNI per akhir 2010 tercatat sebesar Rp 248,58 triliun, atau tumbuh 9% dibandingkan posisi akhir 2009  yang sebesar Rp 227,49 triliun. 
                                                                                        (dalam Rp triliun)
Indikator Neraca
2009
2010
+/-

Total Aktiva

227,49
248,58
9%

Total Pinjaman/Kredit

120,84
136,36
13%

Dana Pihak Ketiga

188,47
194,38
3%

Ekuitas

19,14
33,13
24%
 
Outstanding kredit pada akhir 2010 mencapai Rp 136,36 triliun (naik 13%), dari  tahun 2009 sebesar Rp 120,84 triliun. Komposisi segmen kredit masih didominasi oleh segmen usaha kecil dan menengah yang mencapai 39,3%, korporasi 36,1%, konsumer 17,6%, internasional 4,2%, dan pembiayaan syariah 2,6%.

Selama tahun 2010, terdapat pelunasan kredit senilai Rp 6 triliun dari debitur korporasi yang mengalihkan alternatif sumber pembiayaan jangka panjang melalui pasar modal. BNI mulai melakukan sosialisasi kepada debitur korporasi untuk memanfaatkan sumber pendanaan jangka panjang yang difasilitasi oleh PT BNI Securities. “Kepada debitur yang mengalihkan sumber pembiayaan jangka panjang melalui pasar modal, BNI tetap memberikan layanan perbankan lainnya, seperti cash management, trade finance/remittance, treasuri, pembiayaan secara channeling kepada mitra/suplier/rekanan, dan layanan perbankan lainnya, termasuk layanan retail/konsumer. Dengan demikian, pasar modal bukan menjadi pesaing bagi bank dalam memberikan pembiayaan kepada debitur, tetapi merupakan pelengkap bagi bank dalam menyediakan total financial solution bagi nasabah,” terang Gatot.

Kredit usaha kecil tumbuh dari posisi Rp 26,19 triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 29,63 triliun pada tahun 2010. Pertumbuhan kredit usaha kecil ditopang oleh pertumbuhan produk kredit unggulan, yaitu BNI Wirausaha yang tumbuh 17% dari Rp 3,24 triliun menjadi Rp 3,79 triliun.

Untuk kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) dengan produk BNI Griya mengalami pertumbuhan terbesar, yaitu dari Rp 8,24 triliun (2009) menjadi Rp 12,06 triliun (2010) atau tumbuh 46,3%. Kredit kendaraan juga tumbuh dari Rp 4,87 triliun menjadi Rp 6,28 triliun (naik 29%). Sedangkan transaksi kartu kredit BNI pada tahun 2010 mencapai Rp 3,10 triliun atau naik 24,6% dibanding pada tahun 2009 yang sebesar Rp 2,49 triliun, dengan kenaikan jumlah kartu kredit yang diterbitkan dari 1,5 juta kartu (2009) menjadi 1,9 juta kartu (2010).

Untuk bisnis internasional, pertumbuhan didukung oleh akselerasi bisnis trade finance dan remittance (pengiriman uang). Transaksi trade finance (ekspor dan impor) pada tahun 2009 mencapai USD 8,28 miliar dan meningkat 42% menjadi USD 11,75 miliar pada tahun 2010. Sedangkan untuk transaksi remittance (incoming & outgoing) naik 47% dari nilai transaksi USD 35,66 miliar menjadi USD 54,44 miliar.

 Di sisi liabilities, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 3% dari Rp 188,47 triliun menjadi Rp 194,38 triliun. Khusus tabungan dan giro (current account and saving account / CASA) yang merupakan dana murah mengalami pertumbuhan 10,2%, sehingga porsi dana murah pada komposisi DPK BNI juga meningkat. Komposisi DPK BNI pada tahun 2010 adalah 59% CASA dan 41% deposito, sedangkan pada tahun 2009 adalah 55% CASA dan 45% deposito. Peningkatan CASA menunjukkan bahwa dengan peningkatan kualitas layanan, BNI semakin dipercaya sebagai transactional banking untuk memenuhi berbagai kebutuhan transaksi nasabah.

Transaksi electronic banking (e-banking) BNI tercatat memiliki pertumbuhan dengan sangat baik. Transaki e-banking selama tahun 2010 sebanyak 367,42 juta transaksi atau meningkat 15,3% dibanding transaksi pada tahun 2009 yang sebanyak 318,71 juta transaksi. Sedangkan nilai transaksinya, naik 28,1% dari Rp 162,76 triliun menjadi Rp 208,42 triliun. Transaksi ATM BNI naik 27,7% dari 36,85 juta transaksi menjadi 47,05 juta transaksi dengan nilai transaksi naik 39,4% dari Rp 47,07 triliun menjadi Rp 65,62 triliun. Transaksi BNI Internet Banking naik 42,3% dari 1,95 juta transaksi menjadi 2,78 juta transaksi dengan nilai transaksi naik 49,3% dari Rp 7,77 triliun menjadi Rp 11,61 triliun. Transaksi BNI SMS Banking naik 24,2% dari 5,39 juta transaksi menjadi 6,69 juta transaksi dengan nilai transaksi naik 51,5% dari Rp 2,17 triliun menjadi Rp 3,29 triliun.

Laba bersih BNI naik 65%
 
            Tahun 2010, BNI membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih dari Rp 11,13 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 11,72 triliun. Sedangkan pendapatan non bunga naik dari Rp 4,29 triliun menjadi Rp 7,06 triliun.

            Sementara itu, laba sebelum pencadangan naik sebesar 22% dari Rp 7,49 triliun menjadi Rp 9,12 triliun. Pencadangan (provisi) turun sebesar 10% dari Rp 4,051 triliun menjadi Rp 3,63 triliun. Sehingga, laba bersih BNI tahun 2010 mencapai Rp 4,10 triliun atau meningkat 65% dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp 2,48 triliun. Sedangkan, laba bersih persaham naik 63% dari Rp 163 menjadi Rp 266.

(dalam Rp triliun, kecuali Laba per Saham)
Indikator Laba-Rugi
2009
2010
+/-
Pendapatan Bunga Bersih
11,13
11,72
5%
Pendapatan non-bunga
4,29
7,06
64%
Beban Operasional
(7,99)
(9,63)
21%
Laba sebelum PPAP
7,49
9,11
22%
Beban PPAP
(4,05)
(3,63)
-10%
Laba Sebelum Pajak
3,44
5,59
65%
Laba Setelah Pajak (Net)
2,48
4,10
65%
Laba Bersih per saham (dlm Rp)
163
266
63%
  
CAR memberikan ruang untuk ekspansi bisnis

Seiring dengan naiknya laba bersih, semua rasio profitabilitas menunjukkan kenaikan. Rasio return on asset (ROA) naik dari 1,7% menjadi 2,5% dan return on equity (ROE) naik dari 16,4% menjadi 24,7%. Dari sisi efisiensi, operasional BNI juga semakin efisien dengan penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 84,9% menjadi 76,0%, dan cost to income ratio (CIR) turun dari 51,8% menjadi 51,3%

Dengan tambahan modal dari right issue, rasio kecukupan modal (CAR) menjadi sebesar 18,6% (setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) sehingga memberikan keleluasaan bagi perseroan untuk melakukan ekspansi bisnis pada tahun 2011 ini. Fundamental keuangan tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio dipertahankan di level 120,6%. Kualitas kredit juga tetap terkelola dengan baik dengan posisi gross NPL turun dari 4,7% menjadi 4,3%. 
                                                                                                                                                 (dalam %)
Rasio Penting
2009
2010
CAR (dengan risiko kredit & pasar)
13,8
18,6
NPL Gross
4,7
4,3
Return on Asset (ROA)
1,7
2,5
Return of Equity (ROE)
16,4
24,7
Net Interest Margin (NIM)
6,0
5,8
Cost to Income Ratio (CIR)
51,8
51,3
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
84,9
76,0
Loan to Deposit Ratio (LDR)
64,1
70,2
Coverage Ratio
120,1
120,6

Tahun 2011 ini, BNI melanjutkan strategi sebelumnya dengan fokus pada 5 strategi, yaitu penajaman segmen bisnis dengan memperkuat business banking dan consumer and retail banking, melanjutkan peningkatan kualitas aset, meningkatkan DPK murah secara agresif, meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan customer experience, dan diversifikasi fee based income.

dikutip dari BNI Forum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar