Selamat datang di blog SRIGALA BISNIS....


Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,

Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.

Rabu, 22 September 2010

HOW TO MAKE YOUR BOS HAPPY?

Menjadi seorang bawahan merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Bekerja keras dan berprestasi terkadang terasa tidak berpengaruh untuk dapat “menjinakkan” atasan. Jeleknya lagi, masih banyak orang yang menggunakan “ilmu jilatan kucing” untuk bisa mengambil hati atasan. Bah yang parah lah itu!!!

How To Make Your Bos Happy? Mungkin akan menjadi sebuah solusi kecil yang dilematis dimana hal tersebut harus dilakukan seorang bawahan. Menjadi seorang bawahan yang ingin direkomendasi sang atasan atau pimpinan secara tidak langsung diharuskan mampu memuaskan dan menyenangkan atasannya. 

 Kultur “how to make your bos happy” merupakan sebuah jalan singkat dan gampang untuk bisa menjadi popular dan meningkatkan karir di dalam dunia pekerjaan yang mungkin notabene tidak membutuhkan skill pekerjaan yang distandartkan perusahaan.

Akibatnya, orientasi pegawai untuk berprestasi dan mempertahankan  kinerja yang baik mungkin akan tinggal isapan jempol belaka. Sehebat apapun usaha dan prestasi yang telah kita raih jika pimpinan tidak menaruh hati dengan kata lain tidak senang maka bukan tidak mungkin karir kita bisa terkubur rapat-rapat. Iya kan?

Pada dasarnya, aliran “how to make your bos happy”  dapat dikatakan sebagai  salah satu dari sekian banyak aliran/ajaran sesat yang ada di bumi ini. Karena kultur seperti ini akan menyingkirkan dan mengubur dalam-dalam budaya berprestasi dimana persaingan sehat dalam memperebutkan sebuah posisi atau jabatan di dalam peningkatan karir seorang pegawai tidak akan pernah ada lagi.

Mungkin sudah menjadi hal biasa ketika seorang pegawai yang akrab dengan pimpinan cenderung lebih berpeluang untuk dipromosikan dibanding orang lain yang tidak mampu berbasa-basi dan dekat dengan atasan,  sekalipun disisi lain mungkin prestasi yang diperoleh pegawai tersebut lebih banyak jika dibandingkan pegawai lainnya.

Salah satu teori yang ada di dalam mata kuliah Management SDM mengenal sebuah istilah “Soft Skill” yang berarti sebuah kemampuan untuk bisa diterima di dalam organisasi perusahaan. Kemampuan soft skill ini tidak lebih dari kemampuan kita untuk bisa menempatkan diri dengan unsur-unsur yang ada di dalam organisasi perusahaan. Pada prakteknya, salah satu contoh soft skill ini adalah kultur “how to make your bos happy”.

Menjadi dekat dengan atasan bukan berarti “menjilat” dan melakukan segala sesuatu yang diperintahkan atasan. Kita juga harus menyaring perintah atau tugas yang diberikan atasan tersebut. Selagi pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan norma dan hati nurani kita maka pekerjaan tersebut layak kita lakukan. Jobs description yang kita miliki mungkin menjadi patokan untuk melakukan perintah atasan. Selain itu menggunakan teori management resiko juga akan sangat diperlukan untuk menjaadi bawahan yang baik.

Kesimpulannya, “how to make your bos happy” dapat kita jadikan menjadi sebuah jalan mendekati atasan, namun pada praakteknya kita tetap harus melakukannya dengan berbasis prestasi dan kinerja. Mengutamakan prestasi dan memiliki kinerja yang baik akan menempatkan kita kejajaran pegawai yang berkualitas. Pegawai berkualitas tentunya akan menjadi pegawai yang “High Quality” dan juga “High Skill”, hal ini akan menjadi sebuah modal awal untuk bisa lebih maju tanpa harus “menjilat atasan”. Semoga!!!



Lihat Artikel Lainnya :
Management Konflik
24 Kata-Kata Motivasi
Identifikasi Faktor-faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Perusahaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar