Selamat datang di blog SRIGALA BISNIS....


Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,

Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.

Jumat, 27 Agustus 2010

Nias, the dream islands

Oleh BERLIN ANTO GULO, SH

…..tak kau lihat kah itu semua…
…tanah persada indah milik kita, tidak kau jaga kelestariannya…
…bila kita lalai… pantai berduka…
(Lyrik. Kla Project – Pasir Putih)


Pulau Nias, terletak di ujung barat Pulau Sumatera, merupakan salah satu pulau wisata yang sudah tidak asing lagi di mancanegara. Deburan dan tinggi ombaknya merupakan impian para peselancar dunia. Indahnya pantai dipadu dengan rumah-rumah adat yang berusia ratusan tahun juga merupakan sajian utama yang tidak akan pernah terlupakan.

Pulau Nias, terletak di pantai barat Propinsi Sumatera Utara, saat ini dapat ditempuh melalui udara maupun laut. Penerbangan menuju Pulau Nias menempuh waktu 55 menit dari bandara Polonia Medan dengan menggunakan pesawat foker berpenumpang kurang lebih 50 orang. Selain itu, anda juga dapat menumpang kapal ferry dari Pelabuhan Sibolga Tapanuli Tengah dengan menempuh perjalanan selama kurang lebih 8 jam.

Beberapa tahun lalu, Pulau Nias menjadi pusat perhatian dunia karena gempa berkekuatan 8.7 SR yang melanda daerah ini. Ratusan orang meninggal dunia dan hampir semua bangunan serta fasilitas umum rusak parah. Pulau Nias, yang dulunya merupakan daerah tertinggal kini makin hancur dan terkubur. Banyak orang yang perpikir bahwa Nias akan sulit untuk berkembang dan butuh waktu kurang lebih 20 tahun untuk bisa kembali normal. Ternyata tidak selamanya bencana itu membawa sengsara, kejadian tersebut justru menjadikan Nias lebih maju. Berkat bantuan BRR Aceh dan Nias bekerjasama dengan Badan/Organisasi kemanuasiaan yang ada diseluruh dunia, Nias kini tampil lebih indah hanya dalam tempo 3 tahun.

Saat ini akses transportasi serta fasilitas umum hampir 90% telah dibenahi. Kini Nias kembali membuka diri bagi mereka yang ingin menikmati keindahan alam dan budayanya. Wisata Nias kini justru lebih mudah untuk dinikmati. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi sebelum gempa bumi tahun 2005 dimana akses jalan ke tempat-tempat wisata masih rusak parah dan terkesan asal jadi. Saat ini para pelancong telah dapat bepergian ke tempat wisata di Nias dengan lebih nyaman dan aman.
Bahkan Pulau Nias yang dulunya hanya terdiri dari satu kabupaten saja, saat ini telah dimekarkan menjadi 5 wilayah pemerintahan daerah, yang terdiri dari Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kotamadya Gunungsitoli. Perkembangan ini secara langsung akan meningkatkan taraf hidup penduduknya dan menjadikan pulau Nias menjadi lebih maju dan berkembang. Beberapa tempat yang menjadikan Nias sebagai the dream islands adalah sebagai berikut:

Bawomataluo, Nias Selatan
Bawomataluo, merupakan suatu daerah perkampungan di atas bukit yang terletak di Nias Selatan. Sejarah menuliskan bahwa kampung ini dibangun di atas bukit agar terhindar dari serangan musuh. Dulunya perang antar suku sangat sering terjadi di pulau Nias, bahkan Bawomataluo ini sering juga disebut sebagai kampung perang karena rumah adat, budaya dan tariannya semuanya menceritakan tentang perang.
Untuk tiba di daerah ini kita dapat menempuh perjalanan dengan mobil/motor selama dua jam dari bandara udara Binaka Gunungsitoli menuju Teluk Dalam Nias Selatan. Di Bawomataluo ini kita dapat melihat rumah-rumah adat yang tertata rapi dan telah berusia ratusan tahun. Rumah adat tersebut terbuat dari kayu-kayu besar yang disusun rapi tanpa menggunakan paku. Disepanjang perkampungan terdapat batu-batu besar yang disusun dan dipahat secara rapi. Selain itu, di daerah ini juga terdapat “tradisi lompat batu”. Tradisi ini merupakan warisan budaya Nias yang telah dikenal sampai keseluruh dunia. Menurut tradisi di Nias Selatan, seorang pria dianggap sudah dewasa jika berhasil melompati batu setinggi kurang lebih 2,5 meter.
Tidak pernah dapat dibayangkan bagaimana orang Nias jaman dahulu mampu membangun perkampungan ini. Bagaimana caranya mengangkat pohon-pohon besar untuk membuat rumah di atas bukit yang cukup tinggi. Selain itu, “tarian perang”nya merupakan tarian yang paling ditunggu-tunggu oleh para pelancong. Tarian perang ini sering dipertunjukkan pada acara-acara resmi untuk menghormati para tamu-tamu yang datang.
Masyarakat yang hidup di Bawomataluao ini sudah terbiasa dengan kehadiran para pelancong. Hampir disetiap sisi kita dapat menjumpai warung yang menjajakan souvenir khas Nias. Selain itu, jika anda ingin melihat secara langsung lompat batu, anda dapat menikmatinya dengan memberi uang tips bagi para pemuda yang menawarkan jasa untuk melompat batu.

Pantai Lagundri dan Sorake
Beberapa tahun yang lalu, tempat ini dijadikan sebagai tuan rumah lomba Surfing International. Pesertanya berasal dari seluruh penjuru dunia. Tinggi ombak Pantai Sorake yang mencapai 5 s/d 7 meter menjadi hal yang dicari-cari para penikmat selancar. Berdasarkan data yang pernah ada, ombak di pantai Lagundri dan Sorake merupakan salah satu dari 3 pantai yang berombak besar di dunia. Bahkan para wisatawan selalu membandingkan ombaknya dengan ombak yang ada di Pantai Hawai. Tapi sangat disayangkan, setelah tsunami dan gempa bumi tahun 2005, terjadi pergesaran pantai yang menimbulkan ombak di pantai ini tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Selain menikmati deburan ombak dan berlatih surfing, kita juga bisa menikmati pemandangan pantai yang sangat indah. Di daerah ini juga sangat banyak tempat peristirahatan atau hotel-hotel kecil disekitar pantai. Dari penginapan ini kita bisa langsung menikmati keindahan laut dan bersantap makanan sea food. Biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu mahal. Biaya hotel permalamnya hanya berkisar Rp. 75.000,- s/d Rp. 150.000,- .
Tetapi bagi anda yang berkantong tebal, terdapat juga hotel berbintang 3 Yang bernama Hotel Sorake, lokasinya juga masih disekitar pantai tersebut.

Gomo
Selain daerah wisata yang bernuansa pantai, jika anda masih merasa belum puas. Anda dapat berkunjung ke Gomo, tempat dimana terdapat patung-patung dari batu yang sudah berusia ratusan tahun. Peninggalan bersejarah di daerah ini diakui sebagai tempat dimana dahulunya orang nias pertama muncul. Letaknya berada di tengah pulau nias tepatnya di daerah pegunungan. Sayangnya akses transportasi menuju daerah ini belum sebagus tempat wisata lainnya. Jalannya masih dalam tahap pembangunan. Di karenakan akses transportasi yang tidak bagus, objek wisata ini jadi semakin tidak diperhatikan. Akibatnya banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggung jawab mencuri barang-barang yang bernilai sejarah dari daerah ini. Di daerah Gomo ini sangat banyak ditemukan patung-patung dari jaman batu. Prasasti dan patung megaliticum merupakan pemandangan biasa di daerah ini. Sangat disayangkan karena untuk mencapai daerah ini kita masih harus berjalan kaki sejauh 8 km karena akses jalannya masih belum dibenahi.

Museum Pusaka Nias, Gunungsitoli
Museum yang dibangun oleh Gereja Katolik ini merupakan muara kebudayaan Nias. Hampir seluruh sejarah dan budaya nias ada di Museum ini. Pulau Nias, ternyata tidak hanya memiliki satu kebudayaan tetapi terdiri dari beragam adat istiadat yang juga berbeda antara satu sama lainnya. Perbedaan ini dapat terlihat dari bentuk-bentuk rumah adat, pakaian perang, adat istiadat bahkan bahasa daerah. Semua keunikan Nias ada di Museum ini. Dengan bahasa awam kita dapat berkata bahwa dengan hanya mengunjungi museum pusaka Nias ini kita berarti telah mengelilingi pulau Nias.
Beberapa koleksi Museum ini telah berusia ratusan tahun dan dikumpulkan dari para kolektor yang mau menyumbangkan koleksinya. Bahkan ada beberapa dari negara eropa seperti Jerman. Salah satu diantaranya adalah baju perang asli yang terbuat dari kulit buaya lengkap dengan alat-alat perangnya. Sebelumnya, koleksi ini dimiliki orang Jerman yang diperoleh dari pasar gelap perdagangan barang antik dunia.
Museum ini juga memiliki banyak koleksi photo-photo pulau Nias jaman dulu. Museum pusaka Nias ini juga memiliki koleksi hewan yang hidup di pulau Nias seperti burung Beo Nias, Buaya dan lain-lain. Para pengunjung museum pusaka nias hanya dikenakan biaya masuk Rp. 3.500,-/ orang. Selain itu tempatnya juga hanya 10 menit dari kota Gunungsitoli.

Sarang bawo, Pulau Tello & Pulau Asu,… Surga para pemancing
Bagi anda yang hobby memancing mungkin hal ini yang paling anda impikan. Bagi pemancing yang takut naik perahu atau mabuk laut cukup memancing di sekitar pantai berkarang dengan menggunakan umpan potongan udang/ikan tongkol, anda dapat memancing ikan dengan berat rata-rata 1 kg. Tempat pemancingan seperti ini sangat banyak tersebar diseluruh kawasan pantai pulau Nias. Tetapi bagi yang maniak mancing dapat pergi dengan menyewa kapal motor. Mengenai posisi tempat ikan, anda tidak perlu khawatir karena para anak buah kapal pasti telah mengetahui dan mengerti tentang daerah yang anda sukai.
Sarang bawo, daerah lokasi memancing yang paling digemari karena letaknya hanya sekitar 1 jam dari Kota Gunungsitoli. Ikan-ikan yang ada didaerah ini juga sangat beragam, dari ikan “Gerapu” sampai jenis ikan “kakap merah” semuanya ada di daerah ini. Bahkan jika anda beruntung, anda dapat melihat “penyu” dan ikan-ikan langka lainnya.
Selain Sarang Bawo, Pulau Tello merupakan tempat yang mampu memanjakan para pemancing mania. Pulau Tello ini dapat ditempuh melalui pelabuhan laut Teluk Dalam dengan memakai kapal motor selama kurang lebih 5 jam. Jika tidak mau repot atau takut mabuk laut, anda dapat menggunakan fasilitas pesawat udara SMAC dengan hanya menempuh perjalanan udara selama 20 menit dari Bandara Binaka Gunungsitoli. Pulau Tello merupakan salah satu pulau- pulau kecil yang berpenduduk terbanyak di Nias. Di pulau ini kita dapat memancing dengan puas, karena ikan-ikan serta lokasi tempat pemancingannya juga masih asli dan belum terjamah dunia luar. Sementara itu, Pulau Asu, pulau kecil dan terluar pulau Nias bagian barat, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Pulau ini sekarang menjadi tujuan paling digemari turis pencari ombak diseluruh dunia. Bahkan dipulau kecil ini telah banyak warga Negara asing yang membangun asset seperti hotel dan tempat menginap bagi warga Negara asing. Pulau ini sangat kecil, tetapi keindahan lautnya menjadi panorama yang sangat dicari-cari para pecinta ombak di seluruh dunia.

Begitulah Nias, selalu mampu memanjakan orang-orang yang menikmatinya. Bahkan ada yang mengartikan kata N-I-A-S adalah singkatan dari Nyaman, Indah, Aman dan Sentosa. Sebenarnya masih sangat banyak hal-hal menarik dan indah yang pantas dituliskan untuk menceritakan Pulau Nias. Tetapi seribu bahasa pasti tak akan mampu mewakili keindahan pulau ini. Alam yang indah seakan selalu berusaha merayu anda untuk selalu datang. Adat istiadatnya memiliki keunikan tersendiri yang mampu membawa kesan bagi pengunjungnya. Tidak salah, jika Pulau Nias merupakan salah satu pulau impian bagi yang pernah menikmati keindahannya. Jika bukan kita yang menjaga dan melestarikan alamnya, lantas siapa lagi? Nias, adalah salah satu asset yang mungkin dapat kita jadikan sebagai pulau impian bagi para pelancong. Ya’ahowu!

---------------ooOoo---------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar