Dalam dunia pekerjaan sering kita temui persaingan dan kompetisi antara sesama pegawai. Berbagai trik dan tips dilakukan untuk mencapai tujuan. Banyak buku motivasi yang laris manis yang isinya teori atau pengalaman pribadi untuk mencapai kesuksesan, baik itu sukses dalam lingkungan keluarga maupun sukses di dunia pekerjaan.
SUKSES, satu kata yang rumit dan sulit diartikan. Bahkan ada sebagian orang yang beranggapan bahwa “sukses” adalah kata yang menakutkan atau sebuah “momok”. Sukses menurut saya adalah sebuah kata yang tidak terlepas dari kata “target”. Sukses adalah tercapainya suatu target sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian tentuya kata sukses akan berbeda pengertiannya menurut pandangan setiap orang. Semuanya tergantung dari target yang diinginkan orang tersebut.
Dewasa ini banyak cara untuk mencapai kesuksesan. Dasar utamanya adalah “kemauan“ dan “kerja keras”. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka tentunya akan diperlukan kerja keras. Tentunya kerja keras itu juga akan memerlukan banyak pengorbanan, baik itu pengorbanan materi maupun waktu. Agar target kita tercapai, tentunya kita harus lebih extra dalam mempersiapkan segala daya upaya yang kita miliki.
Bekerja di BNI merupakan sesuatu tantangan dan pilihan hidup. Sehingga ketika kita memilih untuk bekerja dan menjadi pegawai BNI, kita juga harus siap dibebani target, siap untuk membawa nama baik dan mencapai hasil maksimal untuk BNI. Kerja keras yang kita lakukan tidak akan pernah dihargai tanpa adanya kata “sukses”. Semua upaya yang kita lakukan akan menjadi sia-sia jika target yang kita tentukan tidak tercapai. Jadi dapat dikatakan bahwa pegawai BNI itu adalah kumpulan orang-orang sukses. Jika “pencapaian target” menjadi ukuran sukses.
Yang jadi permasalahannya, “ apa iya ketika target tidak tercapai kita akan dianggap sebagai pecundang?” …..Padahal kita telah berusaha maksimal dan telah bekerja extra di luar jam kantor. Sungguh dilematis memang apabila semuanya diukur hanya dari “tercapainya target”. Tercapainya target merupakan tolak ukur sukses yang membuat semua orang akan terharu dan bangga ketika mendapatkannya. Kata “sukses” merupakan harapan setiap orang yang memilki tujuan hidup.
Sukses di BNI serta kaitannya dengan kerja keras pegawai
BNI merupakan salah satu bank besar di negara kita, sejarah mencatat bahwa BNI telah banyak berperan untuk memajukan bangsa ini oleh karenanya nama baik dan keberadaanya harus tetap ada. Sebagai pelopor bank-bank negeri, BNI juga harus mampu lebih unggul dibandingkan bank-bank lain. Tantangan yang dihadapi dari para pesaing tentunya semakin hari semakin besar, namun BNI dituntut harus siap menghadapi tantangan ini.
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin canggih maka BNI juga mengadakan perubahan total. Perubahan yang diharapkan mampu membawa angin segar yang mampu membawa BNI lebih unggul dibandingkan dengan bank-bank lain. Untuk menjadi bank yang unggul dalam kinerja, maka bukan hanya strategi jitu yang dibutuhkan tetapi pegawai-pegawai yang handal dibidangnya juga sangat penting untuk dimiliki.
Lantas…apa pegawai BNI selama ini kurang berkualitas? Jawabannya tentu “tidak”. Sebenarnya pegawai BNI semuanya pasti memiliki kualitas yang bagus tetapi mungkin ada sebagian pegawai yang belum mengeluarkan semua jurus-jurus jitunya dalam bekerja. Melihat hal ini, BNI mencoba membuat semacam strategi untuk mampu meningkatkan kualitas pegawainya bahkan “memaksa” agar kualitas pegawai yang selama ini terkubur dapat dimaksimalkan untuk tercapainya target-target yang dimiliki BNI.
Salah satu contoh strateginya adalah dalam memberikan imbalan kenaikan gaji digunakan sistem penilaian pegawai. BNI dalam menilai pegawainya telah berdasarkan kepada “kinerja”. Bahkan tren penggajian di BNI saat ini terkenal dengan istilah “no work no pay”. Imbalan besar gaji dan bonus yang diterima pegawai semuanya dinilai berdasarkan tercapainya target yang dicapai pegawai tersebut. Hal ini dlakukan BNI adalah sebagai suatu bentuk penghargaan terhadap kerja keras yang telah dilakukan pegawai itu.
Sadar atau tidak sadar management telah menciptakan kompetisi dan persaingan antar sesama pegawai BNI. Hal ini tentunya akan membawa efek positif, dimana setiap pegawai BNI akan bekerja keras agar target yang dibebankan kepadanya tercapai. Jika tidak tentunya akan berimbas kepada besarnya pendapatan pegawai tersebut. Namun disisi lain persaingan ini juga pasti akan menimbulkan efek negatife dan mungkin juga akan menciptakan situasi kantor yang tidak nyaman karena adanya perasaan sirik dan sentiment terhadap keberhasilan pegawai yang sukses mencapai targetnya. Perasaan ini merupakan suatu perasaan yang akan timbul dari adanya kompetisi dan persaingan. Tentunya sisi negatife ini tidak akan pernah bisa dilepaskan atau dihilangkan tetapi mengantisipasi dan mencegah menyebarnya virus ini harus segera kita lakukan.
Tujuan semula management BNI melakukan kebijakan ‘no work no pay” adalah agar target BNI tercapai. Untuk itu dibutuhkan kerja keras dari seluruh pegawai. Penghargaan ini direalisasikan melalui imbalan “uang”. Mengapa “uang” yang jadi patokan? Pegawai bekerja untuk memperoleh uang agar mampu menghidupi keluarganya secara layak. Tetapi saya yakin dan percaya bahwa tidak semuanya dapat dihargai dengan uang. Penghargaan yang paling besar adalah ucapan terima kasih dan peningkatan karir yang jelas. Penghargaan dapat direalisasikan melalui medali atau piagam penghargaan, dimana hal ini akan melekat terhadap peningkatan karir pegawai kedepannya. Jika uang menjadi patokan maka imbas yang diperoleh hanya sebatas materi. Tujuan diberikannya reward adalah agar pegawai semakin mau meningkatkan kreatifitasnya dan memberikan yang terbaik buat BNI kita ini. Jadi yang diutamakan adalah imbas kedepannya. Salah satu contoh yang dapat kita lihat adalah tidak jarang kita temui pemasar-pemasar handal BNI hanya berakhir karirnya dijenjang asisten. Padahal jika diberikan kepercayaan lebih tentunya akan mendorong pegawai tersebut untuk terus berprestasi. Yang dibutuhkan BNI saat ini adalah menjaga dan melestarikan pegawai-pegawai yang handal agar memberi efek positif bagi pegawai-pegawai yang lain. Menurut saya sebaiknya metode penghargaan saat ini “no work no pay” lebih dikembangkan lagi. Jadi selain memberi penghargaan lewat materi (imbalan gaji dan bonus yang lebih besar) tetapi si pegawai juga akan diberikan medali penghargaan yang akan tercatat di relase pegawai tersebut. Maksudnya ketika suatu saat si pegawai akan menduduki posisi peningkatan karir maka daftar relase tersebut dapat menjadi acuannya. Atau dengan kata lain pegawai tersebut akan menjadi prioritas utama. Tentunya ketika seseorang akan diberikan jabatan baru, BNI akan melihat prestasi kerja pegawai tersebut serta hal-hal lain yang mendukungnya, bukan melihat besarnya gaji atau daftar kekayaan yang diperoleh dari bonus atau hadiah uang yang diberikan BNI.
Antara keberuntungan dan kerja keras
Sukses dapat diraih dengan dua cara yaitu keberuntungan dan kerja keras. Dua hal ini adalah dua hal yang harus jelas perbedaanya. Keberuntungan merupakan sesuatu hal yang diluar logika manusia. Hal ini merupakan hal yang tidak terduga dan diluar dari semua teori sukses yang ada. Seorang pimpinan harus mampu membedakan hasil yang diperoleh anggotanya apakah melalui suatu keberuntungan atau kerja keras. Hal ini sangat penting untuk menilai kinerja seseorang. Menurut saya, jurus yang paling handal untuk bisa sukses adalah perpaduan antara kerja keras dan keberuntungan. Dua hal ini harus ada jika ingin meraih sukses yang luar biasa.
Penyesuain gaji yang baru-baru ini dilakukan BNI menjadi polemik bagi para pegawai BNI. Sebagian pegawai memperoleh keberuntungan tanpa harus bekerja keras. Naik grade tanpa kerja keras. Sementara pegawai yang selama ini mungkin sudah bekerja keras justru gradenya turun atau di setidaknya dibawah grade dari pegawai yang biasa-biasa saja kerjanya. Kerja keras dalam hal ini diukur dari prestasi dan nilai yang diperoleh setiap tahunnya. Serta tercapainya target-target yang dibebankan padanya.
Melihat betapa besarnya pengaruh “keberuntungan” untuk mencapai kesuksesan maka dapat kita katakana bahwa “Keberuntungan” merupakan kata kunci untuk mencapai sukses. Tanpa keberuntungan mungkin kerja keras kita tidak akan memberi hasil maksimal. Alangkah baiknya jika kita memberikan keberuntungan tersebut pada orang yang telah bekerja keras. Karena kerja keras akan menghasilkan hasil yang maksimal dengan adanya keberuntungan.
Seandainya kita diberikan pertanyaan berikut : “Sukses manakah yang lebih anda pilih dan anda hargai?”
1. Sukses dikarenakan suatu keberuntungan
2. Sukses dikarenakan kerja keras
3. Sukses dikarenakan kerja keras dan keberuntungan
Saya yakin hampir seluruhnya akan menjawab “nomor 3” yang paling dipilih dan sekaligus yang paling dihargai. Melihat hal ini maka kita dapat mengatakan bahwa kesuksesan seseorang tentunya akan lebih indah jika diraih dari perpaduan kerja keras dan keberuntungan, bukan hanya diperoleh karena keberuntungan saja. Kerja keras merupakan bukti nyata suatu pengorbanan untuk memperoleh hasil yang maksimal.
BNI merupakan bank yang harus mampu bersaing dengan bank-bank lain. Oleh karenanya BNI juga harus mampu membedakan prestasi pegawainya. Sehingga ketika akan memberikan suatu “keberuntungan” kepada pegawai, juga harus diberikan kepada pegawai yang layak dan pantas. Saya yakin BNI ini akan tetap jaya jika memiliki pegawai yang mau bekerja maksimal untuk hasil yang maskimal juga. Dan akan semakin indah jika pegawai yang telah bekerja keras dan menghasilkan hasil yang maksimal juga memperoleh keberuntungan dari BNI.
Semua ini hanya merupakan sebuah wacana dan sebatas opini. Kekurangan yang kita miliki saat ini bukan merupakan angka mati. Untuk dapat menjadi bank yang “sukses”, BNI juga harus memiliki pegawai-pegawai yang mau bekerja keras serta mampu memikirkan bagaimana caranya mencapai target yang ditentukan. Saya yakin dan percaya kita pasti mampu untuk bangkit dan berjalan kearah yang lebih baik karena BNI merupakan kumpulan dari orang-orang sukses. Kita harus yakin itu!
Selamat datang di blog SRIGALA BISNIS....
Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,
Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.
Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,
Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar