Selamat datang di blog SRIGALA BISNIS....


Tulisan-tulisan ini, pada dasarnya hanyalah sebuah wacana tentang banyak hal, tanpa dibatasi oleh topik tertentu, meskipun judul blog ini adalah SRIGALA BISNIS namun bukan berarti kita membicarakan tentang BISNIS SRIGALA.
SRIGALA BISNIS hanyalah sebuah sebutan yang saya pilih agar mudah diingat oleh para pembaca,

Semoga tulisan-tulisan dan foto-foto di blog ini dapat memberi masukan atau setidaknya menjadi sebuah koreksi kecil bagi siapa saja yang membutuhkannya... Amin.

Selasa, 31 Agustus 2010

Apakah Standarisasi Keberhasilan Seorang Sales?

Oleh Berlin A. Gulo, SH

Mungkin pertanyaan ini sangat simple. Bahkan gampang sekali dijawab. Tergantung dari sisi mana kita memandang atau jawabannya dapat juga dibatasi oleh standart apa yang kita pakai. Namun secara global saya katakan bahwa kalimat di atas hanya sebatas “sudut pandang”.
Kita awali dengan sebuah contoh nyata, sebuah perusahaan asuransi akan memandang keberhasilan seorang sales perusahaannya dari banyaknya jumlah polis yang berhasil dijual tanpa mengesampingkan jumlah dana yang dihasilkan. Kategori jumlah closing penjualan adalah yang utama. Intinya kuantitas akan lebih diutamakan. Kualitas mungkin akan menjadi nomor kesekian.
Hal seperti ini memang hampir menjadi suara mayoritas dalam menilai keberhasilan seorang sales. Ukuran / standart yang dibuat hanya sebatas hasil akhir yang dicapai. Semakin banyak jumlah penjualan yang dilakukan seorang sales maka akan semakin bagus buat perusahaan tersebut sehingga dia layak disebut berhasil.
Antara Kualitas dan Kuantitas
Kalau kita bicara dibatasi oleh “sebuah hasil akhir” maka akan timbul pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas. Apakah seorang sales yang telah menjual banyak sudah dapat dianggap berhasil? Bagaimana jika setelah penjualan yang dilakukannya justru banyak menuai masalah? Apakah ini dapat dikategorikan sales yang berhasil. Mungkin pada sebuah perusahaan asuransi, hal seperti ini kurang begitu berpengaruh. Setiap polis asuransi yang berhenti sebelum jangka waktu yang disepakati di awal akan mendapat pinalti sehingga secara materi perusahaan tidak akan dirugikan. Sehingga bobot kuantitas tetap menjadi hal yang utama bagi penilaian kepada seorang sales.
Secara teoritis dapat dikatakan bahwa perusahaan jasa atau produk dalam menilai seorang sales selalu berdasarkan kualitas dan kuantitas. Intinya kedua hal tersebut tidak akan dipisahkan. Namun pada prakteknya, seorang sales hanya akan dinilai dari Kuantitas penjualan yang telah dilakukannya. Salah satu contoh adalah penetapan target yang diberikan selalu berdasarkan jumlah atau persentase perkembangan. Masalah kualitas akan diselesaikan kemudian.
Pekerjaan seorang sales seharusnya tidak hanya dihargai dari kemampuannya menjual produk. Tetapi juga harus tetap melihat Kualitas kerja yang telah dilakukannya. Kualitas yang dimaksud disini adalah kemampuan seorang sales dalam mengelola konsumen yang telah berhasil diraih. Namun sangat disayangkan belum ada sebuah standart yang baku untuk menilai Kualitas penjualan yang dilakukan seorang sales.
Komplain yang banyak dari hasil penjualan yang dilakukan seorang sales bukan pula berarti bahwa kualitas yang dimiliki seorang sales rendah. Karena kepuasan pelanggan/konsumen bukan hanya ditentukan seorang sales tetapi juga mencakup banyak unit yang saling terkait. Kepuasan pelanggan hanya akan diperoleh jika kualitas produk dan layanan seimbang dengan biaya/harga yang ditawarkan pada si konsumen. Lantas, mengapa Kualitas ini menjadi urusan seorang sales?
Jobs Description Seorang Sales
Seorang salesman dapat diibaratkan sebagai “OLI / PELUMAS” yang membantu memperlancar proses bekerjanya sebuah mesin. Tanpa oli/pelumas maka mesin tersebut akan cepat rusak bahkan bisa berhenti beroperasi.
Pekerjaan menjadi seorang sales merupakan pekerjaan yang sangat kompleks, mencakup berbagai unsur yang tidak hanya terbatas kemampuan untuk menjual produk, secara garis besar dapat kita lihat 2 hal yang menjadi tugas pokok seorang sales, yaitu :
1. Mampu menjual produk/jasa perusahaan kepada konsumen, termasuk crosseling dan up selling.
Seorang sales, tugas pokoknya adalah menjual produk/jasa perusahaan kepada konsumen dimana semakin tinggi tingkat penjualan yang dihasilkannya maka akan semakin baik bagi kinerja perusahaan. Penjualan yang dilakukan tidak hanya kepada seorang konsumen yang baru, tetapi juga dinilai pada kemampuannya untuk melakukan cross selling dan up selling produk.
2. Melakukan maintenance nasabah/konsumen hingga loyalitas nasabah dapat dicapai.
Setelah berhasil menjual produk maka tahapan kerja selanjutnya adalah melakukan maintenance nasabah/konsumen. Hal ini dilakukan untuk mengahasilkan kepuasan pelanggan yang nantinya akan melahirkan Loyalitas nasabah. Seorang sales dalam hal ini diharapkan mampu melakukan service kepada pelanggan sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi dan tidak mencari produk competitor sebagai solusi permasahannya.

Proses ini sangat kompleks dikarenakan pada point 2 ini tugas sales akan sangat luas dan mencakup banyak hal. Kata maintenance ini dapat diartikan sebagai :
• Mempertahankan nasabah melalui layanan yang baik. Layanan ini meliputi ketersediaan informasi dan solusi jika konsumen ketika mengalami permasalahan. Sekalipun tugas mencari solusi dan menangani complain adalah tugas unit lainnya namun seorang sales juga harus dituntut siap melakukan tugas yang satu ini.
• Menjaga konsumen tetap menggunakan produk dan jasa yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan tetap menjaga komunikasi yang baik antara sales dan konsumen, sehingga dapat terjalin hubungan moral (dalam segmen bisnis) yang membuat pasar perusahaan tetap aman.
Lantas dengan sebagian uraian diatas dapat kita katakan bahwa seorang sales harus dituntut untuk mampu menjadi seorang “manusia super” yang memiliki berbagai skill dan kemampuan untuk mengatasi segala hal yang berbau konsumen. Pantaskah?
Sales, Perusahaan dan Pasar
Jika kita memperhatikan iklan lowongan pekerjaan yang ada di media cetak maka akan terlihat hampir 80 persen diantaranya adalah posisi Sales atau marketing. Namun jika kita melakukan survey kepada fresh graduate yang mencari kerja maka mungkin hanya sebagian kecil yang mau memilih pekerjaan sebagai seorang sales. Hal ini mengakibat images sales/marketing dianggap pekerjaan murahan dan hanya akan dijadikan alternative terakhir bagi mereka yang mencari kerja. Hal ini mungkin secara tidak langsung menempatkan posisi strata social kemasyarakatan seorang sales tidak begitu baik jika dibandingkan seorang Kasir atau HRD. Mengapa ini penting?
Indonesia, tidak lepas dari budaya timur. Strata social sangat mempengaruhi dan menjadi sebuah patokan dalam memilih pekerjaan tetap. Pengaruh social ini secara tidak langsung mempengaruhi system organisasi perusahaan, kaitannya terhaadap penghargaan kepada seorang sales. Serta akan mempengaruhi standarisasi terhadap penilaian kinerja sales tersebut.
Mengapa kita menjadikan ini sebagai pola, bayangkan jika tidak ada seorang pun pencari kerja yang mengingingkan posisi sales atau marketing? Betapa susahnya sebuah perusahaan penghasil produk atau jasa untuk mencari pegawai pada posisi sales atau marketing. Iya kan?
Lantas apa yang akan dilakukan perusahaan untuk bisa tetap mendapat pegawai berkualitas di bidang penjualan? Karir yang jelas! Ini jawaban yang akan membawa seorang sales menjadi lebih berkembang sehingga melalui strategi ini dapat dipastikan akan selalu lahir penjual-penjual handal yang mampu membawa perusahaan dalam mencapai target guna peningkatakan kinerja yang nantinya akan berakhir kepada pencapaian laba yang diharapkan pihak management perusahaan.
Melalui sales yang handal maka secara tidak langsung perusahaan akan dapat mempertahankan pangsa pasar yang dimilikinya atau bahkan memperluasnya. Sehingga perusahaan akan terus hidup dan berkembang tanpa tergilas oleh banyaknya competitor yang baru.
Kesimpulan
Apakah Standarisasi Keberhasilan Sales? Mungkin akan dapat kita jawab dengan hal-hal sebagai berikut :
• Tingkat penjualan yang tinggi baik dari segi kualitas dan kuantitas tanpa memisahkan kedua unsure tersebut.
• Kemampuan melakukan perbaikan layanan internal perusahaan dan menjadi sebuah images positif bagi nasabah atau konsumen.
• Mampu melahirkan loyalitas nasabah sehingga pangsa perusahaan akan tetap terjaga dari para pesaing atau competitor
• Menciptakan pasar baru bagi perusahaan serta mampu memberikan masukan terhadap dihasilkan perusahaan.

Uraian diatas hanya sebagian kecil dari standarisasi yang mungkin bias dijadikan acuan terhadap penilaian seorang sales. Namun pihak perusahaan juga harus melakukan pembenahan dalam organisasi perusahaan. Sehingga kerja keras yang dilakukan sales akan tetap bersinergi dengan unit atau bidang lain yang ada diperusahaan tersebut. Orientasi hasil harus menjadi hal yang utama sehingga prestise pekerjaan dalam perusahaan akan menjadi sebuah pemacu pegawai.
Hal ini akan menjadi sebuah kaitan langsung dalam rangka kebutuhan pegawai unit sales di perusahaan tersebut dimana sales diharapkan mampu bekerja lebih aktif dari pegawai unit lain sesuai dengan imbalan jasa yang diterimanya. Karir akan menjadi pemanis yang indah sebagai buah kerja keras dari seorang sales. *

Sabtu, 28 Agustus 2010

Strategi Pemasaran Untuk Mempertahankan Pasar

Oleh : Berlin Anto Gulo, SH / Npp. 32150

Sejarah Singkat Ilmu Pemasaran
Ilmu pemasaran tergolong ilmu yang baru di dunia pendidikan. Pada awalnya ilmu tentang pemasaran ini dikenal kurang lebih 100 tahun yang lalu ketika ilmu ekonomi mulai berkembang antara waktu 1800-1920, terutama aliran ekonomi klasik dan neo klasik dengan tokoh-tokoh yang terkenal seperti Alfred Marshall, J. Say, A. Shaw dan Adam Smith. Pada awalnya peranan pemasaran masih terbatas pada aspek distribusi, yakni proses penyampaian barang hingga ke tangan konsumen. Namun dalam perkembangan selanjutnya muncul tiga aliran utama yang sekaligus menandai era pemasaran formatif (1900-1950). Ketiga aliran pemasaran tersebut adalah aliran komoditas, aliran institusional dan aliran fungsional. Berkembangnya cakupan ilmu ekonomi ini mebuka mata dunia sehingga muncul teori-teori baru mengenai pengembangan ilmu ekonomi kearah yang lebih spesifik, seperti : riset pasar, promosi penjulan, penetapan harga, loyalitas merek, segmentasi pasar dan targeting , vertical marketing system (seperti waralaba dan hak distribusi eksklusif) dan lain-lain.Dalam perkembangannya, Seorang ahli ekonomi, Neil Borden, merupakan orang yang pertama kali menggagas konsep bauran pemasaran atau yang dikenal marketing mix. Dia menyusun daftar panjang elemen-elemen bauran pemasaran yang terdiri dari 12 aspek. Yang kemudian di sederhanakan kembali oleh Jerome McCarthy kedalam 4 aspek yaitu : Product, Price, Place dan Promotion (hingga dikenal dengan istilah 4P).
Pengertian pemasaran
Pengertian pemasaran juga sangat beragam. Hampir semua buku yang mengulas mengenai ilmu pemasaran memiliki pengertian yang berbeda-beda. Tergantung dari sisi mana sipenulis mengambil ide bukunya. Pemasaran adalah kinerja aktifitas bisnis yang mengatur aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen ( American Marketing Association). Dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kontak antara produsen dan konsumen merupakan cakupan ilmu pemasaran. Pemasaran itu sangat luas dan mencakup banyak hal yang berhubungan dengan alur bisnis perekonomian. Seiring dengan perkembangannya, pemasaran juga mengalami perkembangan yang sangat pesat serta peranannya sangat disadari oleh pelaku bisnis. Bahkan seorang ekonom McKenna (1991) menegaskan bahwa ”marketing is everrything and everything is marketing”.Tiga aspek kunci keberhasilan untuk mensukseskan implementasi pemasaranTiga element kunci yang menentukan keberhasilan implementasi pemasaran adalah Kepuasan Pelanggan, Kualitas Layanan Dan Loyalitas Pelanggan. Ketiga aspek ini telah menjadi bagian dari kredo organisasi, baik organisasi laba maupun nirlaba.
KEPUASAN PELANGGAN
Konsekuensi mengenai Kepuasan Pelanggan merupakan hal yang sangat sensitif bagi pelaku bisnis, pemerintah dan juga konsumen. Dalam segi bisnis, kepuasan pelanggan merupakan lampu hijau bagi pertumbuhan penjualan jangka panjang dan jangka pendek. Sementara itu ketidakpuasan pelanggan sebenarnya tidak selamanya membawa efek negatif terhadap perusahan selama perusahaan tanggap terhadap permasalahan yang ada. Ketidakpuasan pelanggan dapat dijadikan suatu cara untuk mengindetifikasi aspek-aspek yang menjadi kelemahan produk yang dimilikinya untuk kemudian membenahinya sesuai dengan standart dari lembaga konsumen dan pemerintah.
Bagi pemerintah, kepuasan/ketidakpuasan pelanggan dapat menjadi suatu acuan untuk menyempurnakan peraturan atau undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. Di dalam Undang - Undang Perlindungan Konsumen sudah diuraikan tentang hak dan kewajiban konsumen dan pelaku usaha yang tertuang dengan jelas pada pasal 4 sampai dengan pasal 7 UU Perlindungan Konsumen.
Kepuasan pelanggan sangat banyak mempengaruhi terhadap kinerja perusahaan dalam pencapaian target yang diharapkan. Salah satu keuntungan perusahaan yang diperoleh dari dampak kepuasan pelanggan ini adalah : terbangunnya Loyalitas Pelanggan. Begitu banyaknya manfaat yang dapat diperoleh perusahaan mengakibatkan masalah Kepuasan Pelanggan ini menjadi sangat krusial terhadap kelangsungan hidup dan daya saing setiap organisasi. Akibatnya hal yang mungkin dianggap sepele harus lebih diutamakan jika suatu perusahaan ingin terus bertahan dan tidak tergilas dari perkembangan pasar yang sangat pesat saat ini. Kendati demikian upaya yang dilakukan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena penciptaan kepuasan pelanggan melibatkan komitment dan dukungan aktif dari karyawan dan pemilik perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses penciptaan Kepuasan Pelanggan merupakan sebuah siklus yang saling berhubungan antara kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan dan kepuasan pemilik perusahaan. Ketiga aspek terkait tidak dapat dipisahkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Bila karyawan puas dengan karir yang dicapainya di perusahaan maka secara tidak langsung dia juga akan lebih berkomitment besar dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Sehingga apabila pelanggan puas maka tingkat penjualan produk dan laba yang diperoleh perusahaan juga akan semakin besar. Untung besar ini tentunya akan memuaskan pemilik perusahaan. Pada gilirannya sebagian laba yang diperoleh perusahaan akan diberikan juga kepada karyawan baik itu dalam bentuk bonus atau kenaikan gaji/pangkat. Dengan demikian siklusnya akan terus berputar dan tidak terputus.
Strategi Memuaskan Pelanggan
Strategi yang dibutuhkan untuk mampu memuaskan pelanggan tidak lepas dari hal yang menyangkut dana dan sumber daya manusia. Upaya yang dilakukan juga membutuhkan waktu yang panjang, terintegrasi dan berkesinambungan. Hal ini lah yang membedakan strategi yang baik atau strategi yang hanya sebatas lip service . Dari beberapa strategi yang dapat digunakan semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena saling terkait. Strategi untuk membentuk kepuasan pelanggan pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari ketidakpuasan pelanggan yang mungkin selalu diawali dengan komplain langsung atau tidak langsung.
Strategi penanganan komplain ini tidak kalah pentingnya jika ingin mengedapankan kepuasan pelanggan. Beberapa strategi penangan komplain yaitu :
1. Empati terhadap pelanggan yang marah dan merasa dirugikan secara materil atau in materil atas sebuah produk yang dipakainya.
2. Kecepatan penanganan terhadap setiap keluhan pelanggan.
3. Kewajaran atau Keadilan dalam pemecahan permasalahan atau complain
4. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi pihak perusahaan.
Perlu disadari sebenarnya komplain tersebut merupakan suatu awalan yang bagus terhadap sebuah hubungan antara perusahaan dan konsumen selaku pemakai produk. Komplain dapat menjadi suatu masukan untuk menyempurkan suatu produk. Atau dapat juga dijadikan sebagai suatu wadah untuk memperbaiki hubungan dengan pelanggan yang kecewa.Penangan komplain saat ini juga harus diperhatikan dan ditanggapi serius. Hal ini dikarenakan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap pembentukan images perusahaan di masyarakat.
Seorang pelanggan yang komplain akan memiliki kemungkinan memberikan isu negatif terhadap perusahaan. Untuk itu, banyak perusahaan yang melakukan strategi penanganan komplain secara komplit. Komplit dalam artian serius menangani semua bentuk dan kemungkinan komplain yang akan timbul. Beberapa contoh penanganan komplain yang dilakukan pihak perusahaan dengan membuat layanan komplain tanpa syarat dan batas. Ada juga yang menggunakan layanan call center produk selama 24 jam. Serta banyak lagi cara yang dilakukan untuk terwujudnya kepuasan pelanggan.
KUALITAS LAYANAN
Untuk mencapai kepuasan pelanggan secara tidak langsung mengharuskan perusahaan untuk menciptakan produk yang sempurna. Sempurna dalam artian kualitas yang ditawarkan kepada konsumer harus bebas cacat. Dengan kata lain produk tersebut harus sesuai dengan standart (target, sasaran atau persayratan yang bisa didefenisikan atau diobservasi dan diukur). Struktur seperti ini kurang sesuai dengan perusahaan jasa seperti perbankan. Maka secara teoritis dapat diartikan bahwa kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas yang dimiliki sebuah produk akan secara langsung dirasakan oleh pelanggan/konsumen. Hal ini akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan pelanggan. Secara teoritis peningkatan kualitas suatu produk akan berdampak secara langsung terhadap peningkatan kepuasan nasabah. Hasilnya akan secara langsung berdampak terhadap meningkatnya posisi penjualan relatif perusahaan di pasar juga meningkat, sehingga ROI (return of investment) juga akan semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan semakin kuatnya posisi pasar yang akan menimbulkan biaya rata-rata yang dikeluarkan juga akan semakin kompetitif.Kualitas layanan pada dasarnya dapat diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan.
LOYALITAS PELANGGAN
”You can manage what you can’t measure”
Prinsip ini menandakan betapa pentingnya Loyalitas Pelanggan dalam keberlangsungan bisnis perusahaan. Selama ini kita selalu mengartikan prinsip loyalitas nasabah hanya diukur dari perilaku pembelian ulang. Prinsip seperti ini sebenarnya salah. Loyalitas seorang pelanggan tidak hanya diukur dari keinginannya untuk membeli produk tersebut secara berulang-ulang.
Contohnya dapat dilihat dalam konteks merek, dimana secara psikologis si pelanggan hanya membeli merek tertentu secara berulang-ulang dikarenakan tidak ada pilihan merek lain. Atau dapat juga terjadi dimana pembelian ulang diciptakan melalui suatu strategi perusahaan untuk menciptakan produk tanpa pesaing sehingga mampu menguasai pasar. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki kesempatan untuk memilih. Selain itu pembelian ulang dapat juga terjadi karena adanya promosi yang mendorong si pelanggan untuk kembali ke merek yang sama. Artinya jika promosi dihentikan atau bila tidak ada monopoli pasar maka si pelanggan mungkin akan beralih kelain merek.
Melihat uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa pelanggan yang loyal pada merek tertentu akan terikat secara moral sehingga sekalipun pasar menyediakan jenis produk lain dari merek/brand berbeda, si pelanggan tidak akan pernah berpaling dari produk yang dipakainya. Untuk membangun keloyalitasan nasabah kita harus mampu meraih hati pelanggan. Hal ini yang sering dilupakan para pemasar perusahaan. Pemasar selalu mengartikan bahwa pekerjaan sebagai seorang sales hanya sebatas menjual produk perusahaan. Prinsip seperti ini harus dibuang jauh. Pemasaran merupakan pekerjaan yang kompleks. Untuk mencapai taraf membangun loyalitas nasabah maka perusahaan juga harus mampu membangun loyalitasnya kepada konsumen.
Loyalitas pelanggan tidak akan lahir begitu saja tanpa adanya strategi yang dilakukan pihak perusahaan. Loyalitas yang diartikan dalam hal ini adalah bagaimana seorang pelanggan mau menerima dan menggunakan produk tersebut secara kontiniu dengan semua keterbatasan yang dimilikinya, tanpa melihat keunggulan dari produk pesaing atau nilai (value) yang lebih rendah dengan kualitas yang seimbang. Seorang pemasar yang handal akan berfungsi sebagai ujung tombak untuk membangun loyalitas pelanggan ini. Beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan adalah dengan teori ”take your customer’s heart”. Teori ini secara tidak langsung mengharuskan seorang pemasar untuk mampu merebut hati pelanggannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjalin hubungan atau interaksi positif antara pemasar dan pelanggan. Ketika seorang pemasar telah menguasai hati pelanggan maka secara tidak langsung akan menimbulkan keterikatan moral pelanggan terhadap perusahaan.Loyalitas pelanggan ini akan menimbulkan dampak langsung terhadap perusahaan yaitu:
• Secara tidak langsung membuat potensi pasar dimasa yang akan datang terutama melalui pembelian ulang, cross selling dan up selling.
• Mampu menekan biaya operasional dimasa yang akan datang, seperti biaya-biaya yang timbul dari maintenance penjualan berupa layanan komunikasi, atau layanan pelanggan.
• Menekan votalitas dan resiko yang berkenaan dengan prediksi aliran kas dimasa depan.
• Meningkatkan toleransi harga terhadap pelanggan sehingga nasabah tidak gampang tergiur pada produk dari perusahaan lain yang menawarkan harga yang lebih rendah.
• Pelanggan menjadi pasar produktif terhadap produk-produk baru perusahaan di masa yang akan datang.
Kesimpulan
Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk tetap mampu menguasai dan mempertahankan pasar adalah melalui tiga aspek yang tidak dapat dipisahkan yaitu : Kepuasan Pelanggan, Kualitas Layanan Dan Loyalitas Pelanggan. Melihat hubungan ini maka dapat dikatakan bahwa setiap aspek dalam siklus ini harus mampu berinteraksi secara maksimal karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Membangun kepuasan pelanggan tentunya harus meningkatkan kualitas layanan yang pada akhirnya akan membentuk loyalitas pelanggan tersebut kepada perusahaan.Untuk menciptakan ketiga hal ini harus melibatkan komitment dari para karyawan dan pihak perusahaan dalam penentuan batasan kepuasan yang akan diperolehnya. Maksudnya kesejahteraan karyawan sebuah perusahaan akan sangat mempengaruhi terhadap etos kerja atau komiment karyawan untuk mewujudkan hasil yang maksimal bagi keuntungan perusahaan. Dengan kata lain siklus pemasaran ini sebenarnya hubungan simbiosis yang saling menguntungkan antara pelanggan/konsumen, karyawan (selaku pemasar) dan pihak perusahaan selaku pemilik produk.*

Dari berbagai sumber buku pemasaran

Jumat, 27 Agustus 2010

SRIGALA BISNIS: REDENOMINASI RUPIAH, “Apakah kita siap?”

SRIGALA BISNIS: REDENOMINASI RUPIAH, “Apakah kita siap?”: "Latar Belakang Lahirnya Kebijakan Redenominasi Isu tentang redenominasi rupiah melahirkan berbagai reaksi di masyarakat khususnya para pelak..."

Nias, the dream islands

Oleh BERLIN ANTO GULO, SH

…..tak kau lihat kah itu semua…
…tanah persada indah milik kita, tidak kau jaga kelestariannya…
…bila kita lalai… pantai berduka…
(Lyrik. Kla Project – Pasir Putih)


Pulau Nias, terletak di ujung barat Pulau Sumatera, merupakan salah satu pulau wisata yang sudah tidak asing lagi di mancanegara. Deburan dan tinggi ombaknya merupakan impian para peselancar dunia. Indahnya pantai dipadu dengan rumah-rumah adat yang berusia ratusan tahun juga merupakan sajian utama yang tidak akan pernah terlupakan.

Pulau Nias, terletak di pantai barat Propinsi Sumatera Utara, saat ini dapat ditempuh melalui udara maupun laut. Penerbangan menuju Pulau Nias menempuh waktu 55 menit dari bandara Polonia Medan dengan menggunakan pesawat foker berpenumpang kurang lebih 50 orang. Selain itu, anda juga dapat menumpang kapal ferry dari Pelabuhan Sibolga Tapanuli Tengah dengan menempuh perjalanan selama kurang lebih 8 jam.

Beberapa tahun lalu, Pulau Nias menjadi pusat perhatian dunia karena gempa berkekuatan 8.7 SR yang melanda daerah ini. Ratusan orang meninggal dunia dan hampir semua bangunan serta fasilitas umum rusak parah. Pulau Nias, yang dulunya merupakan daerah tertinggal kini makin hancur dan terkubur. Banyak orang yang perpikir bahwa Nias akan sulit untuk berkembang dan butuh waktu kurang lebih 20 tahun untuk bisa kembali normal. Ternyata tidak selamanya bencana itu membawa sengsara, kejadian tersebut justru menjadikan Nias lebih maju. Berkat bantuan BRR Aceh dan Nias bekerjasama dengan Badan/Organisasi kemanuasiaan yang ada diseluruh dunia, Nias kini tampil lebih indah hanya dalam tempo 3 tahun.

Saat ini akses transportasi serta fasilitas umum hampir 90% telah dibenahi. Kini Nias kembali membuka diri bagi mereka yang ingin menikmati keindahan alam dan budayanya. Wisata Nias kini justru lebih mudah untuk dinikmati. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi sebelum gempa bumi tahun 2005 dimana akses jalan ke tempat-tempat wisata masih rusak parah dan terkesan asal jadi. Saat ini para pelancong telah dapat bepergian ke tempat wisata di Nias dengan lebih nyaman dan aman.
Bahkan Pulau Nias yang dulunya hanya terdiri dari satu kabupaten saja, saat ini telah dimekarkan menjadi 5 wilayah pemerintahan daerah, yang terdiri dari Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Kotamadya Gunungsitoli. Perkembangan ini secara langsung akan meningkatkan taraf hidup penduduknya dan menjadikan pulau Nias menjadi lebih maju dan berkembang. Beberapa tempat yang menjadikan Nias sebagai the dream islands adalah sebagai berikut:

Bawomataluo, Nias Selatan
Bawomataluo, merupakan suatu daerah perkampungan di atas bukit yang terletak di Nias Selatan. Sejarah menuliskan bahwa kampung ini dibangun di atas bukit agar terhindar dari serangan musuh. Dulunya perang antar suku sangat sering terjadi di pulau Nias, bahkan Bawomataluo ini sering juga disebut sebagai kampung perang karena rumah adat, budaya dan tariannya semuanya menceritakan tentang perang.
Untuk tiba di daerah ini kita dapat menempuh perjalanan dengan mobil/motor selama dua jam dari bandara udara Binaka Gunungsitoli menuju Teluk Dalam Nias Selatan. Di Bawomataluo ini kita dapat melihat rumah-rumah adat yang tertata rapi dan telah berusia ratusan tahun. Rumah adat tersebut terbuat dari kayu-kayu besar yang disusun rapi tanpa menggunakan paku. Disepanjang perkampungan terdapat batu-batu besar yang disusun dan dipahat secara rapi. Selain itu, di daerah ini juga terdapat “tradisi lompat batu”. Tradisi ini merupakan warisan budaya Nias yang telah dikenal sampai keseluruh dunia. Menurut tradisi di Nias Selatan, seorang pria dianggap sudah dewasa jika berhasil melompati batu setinggi kurang lebih 2,5 meter.
Tidak pernah dapat dibayangkan bagaimana orang Nias jaman dahulu mampu membangun perkampungan ini. Bagaimana caranya mengangkat pohon-pohon besar untuk membuat rumah di atas bukit yang cukup tinggi. Selain itu, “tarian perang”nya merupakan tarian yang paling ditunggu-tunggu oleh para pelancong. Tarian perang ini sering dipertunjukkan pada acara-acara resmi untuk menghormati para tamu-tamu yang datang.
Masyarakat yang hidup di Bawomataluao ini sudah terbiasa dengan kehadiran para pelancong. Hampir disetiap sisi kita dapat menjumpai warung yang menjajakan souvenir khas Nias. Selain itu, jika anda ingin melihat secara langsung lompat batu, anda dapat menikmatinya dengan memberi uang tips bagi para pemuda yang menawarkan jasa untuk melompat batu.

Pantai Lagundri dan Sorake
Beberapa tahun yang lalu, tempat ini dijadikan sebagai tuan rumah lomba Surfing International. Pesertanya berasal dari seluruh penjuru dunia. Tinggi ombak Pantai Sorake yang mencapai 5 s/d 7 meter menjadi hal yang dicari-cari para penikmat selancar. Berdasarkan data yang pernah ada, ombak di pantai Lagundri dan Sorake merupakan salah satu dari 3 pantai yang berombak besar di dunia. Bahkan para wisatawan selalu membandingkan ombaknya dengan ombak yang ada di Pantai Hawai. Tapi sangat disayangkan, setelah tsunami dan gempa bumi tahun 2005, terjadi pergesaran pantai yang menimbulkan ombak di pantai ini tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Selain menikmati deburan ombak dan berlatih surfing, kita juga bisa menikmati pemandangan pantai yang sangat indah. Di daerah ini juga sangat banyak tempat peristirahatan atau hotel-hotel kecil disekitar pantai. Dari penginapan ini kita bisa langsung menikmati keindahan laut dan bersantap makanan sea food. Biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu mahal. Biaya hotel permalamnya hanya berkisar Rp. 75.000,- s/d Rp. 150.000,- .
Tetapi bagi anda yang berkantong tebal, terdapat juga hotel berbintang 3 Yang bernama Hotel Sorake, lokasinya juga masih disekitar pantai tersebut.

Gomo
Selain daerah wisata yang bernuansa pantai, jika anda masih merasa belum puas. Anda dapat berkunjung ke Gomo, tempat dimana terdapat patung-patung dari batu yang sudah berusia ratusan tahun. Peninggalan bersejarah di daerah ini diakui sebagai tempat dimana dahulunya orang nias pertama muncul. Letaknya berada di tengah pulau nias tepatnya di daerah pegunungan. Sayangnya akses transportasi menuju daerah ini belum sebagus tempat wisata lainnya. Jalannya masih dalam tahap pembangunan. Di karenakan akses transportasi yang tidak bagus, objek wisata ini jadi semakin tidak diperhatikan. Akibatnya banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggung jawab mencuri barang-barang yang bernilai sejarah dari daerah ini. Di daerah Gomo ini sangat banyak ditemukan patung-patung dari jaman batu. Prasasti dan patung megaliticum merupakan pemandangan biasa di daerah ini. Sangat disayangkan karena untuk mencapai daerah ini kita masih harus berjalan kaki sejauh 8 km karena akses jalannya masih belum dibenahi.

Museum Pusaka Nias, Gunungsitoli
Museum yang dibangun oleh Gereja Katolik ini merupakan muara kebudayaan Nias. Hampir seluruh sejarah dan budaya nias ada di Museum ini. Pulau Nias, ternyata tidak hanya memiliki satu kebudayaan tetapi terdiri dari beragam adat istiadat yang juga berbeda antara satu sama lainnya. Perbedaan ini dapat terlihat dari bentuk-bentuk rumah adat, pakaian perang, adat istiadat bahkan bahasa daerah. Semua keunikan Nias ada di Museum ini. Dengan bahasa awam kita dapat berkata bahwa dengan hanya mengunjungi museum pusaka Nias ini kita berarti telah mengelilingi pulau Nias.
Beberapa koleksi Museum ini telah berusia ratusan tahun dan dikumpulkan dari para kolektor yang mau menyumbangkan koleksinya. Bahkan ada beberapa dari negara eropa seperti Jerman. Salah satu diantaranya adalah baju perang asli yang terbuat dari kulit buaya lengkap dengan alat-alat perangnya. Sebelumnya, koleksi ini dimiliki orang Jerman yang diperoleh dari pasar gelap perdagangan barang antik dunia.
Museum ini juga memiliki banyak koleksi photo-photo pulau Nias jaman dulu. Museum pusaka Nias ini juga memiliki koleksi hewan yang hidup di pulau Nias seperti burung Beo Nias, Buaya dan lain-lain. Para pengunjung museum pusaka nias hanya dikenakan biaya masuk Rp. 3.500,-/ orang. Selain itu tempatnya juga hanya 10 menit dari kota Gunungsitoli.

Sarang bawo, Pulau Tello & Pulau Asu,… Surga para pemancing
Bagi anda yang hobby memancing mungkin hal ini yang paling anda impikan. Bagi pemancing yang takut naik perahu atau mabuk laut cukup memancing di sekitar pantai berkarang dengan menggunakan umpan potongan udang/ikan tongkol, anda dapat memancing ikan dengan berat rata-rata 1 kg. Tempat pemancingan seperti ini sangat banyak tersebar diseluruh kawasan pantai pulau Nias. Tetapi bagi yang maniak mancing dapat pergi dengan menyewa kapal motor. Mengenai posisi tempat ikan, anda tidak perlu khawatir karena para anak buah kapal pasti telah mengetahui dan mengerti tentang daerah yang anda sukai.
Sarang bawo, daerah lokasi memancing yang paling digemari karena letaknya hanya sekitar 1 jam dari Kota Gunungsitoli. Ikan-ikan yang ada didaerah ini juga sangat beragam, dari ikan “Gerapu” sampai jenis ikan “kakap merah” semuanya ada di daerah ini. Bahkan jika anda beruntung, anda dapat melihat “penyu” dan ikan-ikan langka lainnya.
Selain Sarang Bawo, Pulau Tello merupakan tempat yang mampu memanjakan para pemancing mania. Pulau Tello ini dapat ditempuh melalui pelabuhan laut Teluk Dalam dengan memakai kapal motor selama kurang lebih 5 jam. Jika tidak mau repot atau takut mabuk laut, anda dapat menggunakan fasilitas pesawat udara SMAC dengan hanya menempuh perjalanan udara selama 20 menit dari Bandara Binaka Gunungsitoli. Pulau Tello merupakan salah satu pulau- pulau kecil yang berpenduduk terbanyak di Nias. Di pulau ini kita dapat memancing dengan puas, karena ikan-ikan serta lokasi tempat pemancingannya juga masih asli dan belum terjamah dunia luar. Sementara itu, Pulau Asu, pulau kecil dan terluar pulau Nias bagian barat, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Pulau ini sekarang menjadi tujuan paling digemari turis pencari ombak diseluruh dunia. Bahkan dipulau kecil ini telah banyak warga Negara asing yang membangun asset seperti hotel dan tempat menginap bagi warga Negara asing. Pulau ini sangat kecil, tetapi keindahan lautnya menjadi panorama yang sangat dicari-cari para pecinta ombak di seluruh dunia.

Begitulah Nias, selalu mampu memanjakan orang-orang yang menikmatinya. Bahkan ada yang mengartikan kata N-I-A-S adalah singkatan dari Nyaman, Indah, Aman dan Sentosa. Sebenarnya masih sangat banyak hal-hal menarik dan indah yang pantas dituliskan untuk menceritakan Pulau Nias. Tetapi seribu bahasa pasti tak akan mampu mewakili keindahan pulau ini. Alam yang indah seakan selalu berusaha merayu anda untuk selalu datang. Adat istiadatnya memiliki keunikan tersendiri yang mampu membawa kesan bagi pengunjungnya. Tidak salah, jika Pulau Nias merupakan salah satu pulau impian bagi yang pernah menikmati keindahannya. Jika bukan kita yang menjaga dan melestarikan alamnya, lantas siapa lagi? Nias, adalah salah satu asset yang mungkin dapat kita jadikan sebagai pulau impian bagi para pelancong. Ya’ahowu!

---------------ooOoo---------------

Selasa, 24 Agustus 2010

REDENOMINASI RUPIAH, “Apakah kita siap?”

Latar Belakang Lahirnya Kebijakan Redenominasi
Isu tentang redenominasi rupiah melahirkan berbagai reaksi di masyarakat khususnya para pelaku bisnis dan pengelola keuangan. Beragam pendapat pro dan kontra justru membuat ketakutan rakyat dalam menentukan sikap ; apakah mendukung atau justru menolak kebijakan pemerintah ini.
Memang, sampai saat ini, Redenominasi Rupiah hanya sebatas wacana namun ketika ide ini telah menjadi topik utama dalam rapat koordinasi antara Bank Indonesia dan pihak PERURI maka semua menjadi suatu keseriusan. Walaupun hingga kini pihak Bank Indonesia masih belum mengeluarkan statement resmi yang disetujui oleh President dan DPR mengenai kepastian pemberlakuan kebijakan tersebut.
Melihat pengalaman negara-negara yang sukses melakukan kebijakan ini maka suatu kewajaran jika pihak BI juga bermaksud menempuh jalan Redenominasi dalam rangka meningkatkan laju perekonomian bangsa. Turki dan Rumania mungkin Negara yang menjadi acuan jika ending cerita Redenominasi sukses dilakukan. Namun, resiko yang dialami negara Zimbabwe, Slovenia, Mozambik dan Venezuela, juga merupakan hal yang patut dijadikan masukan sehingga ketika akan menjalankan langkah Redenominasi, kita akan lebih mampu mengantisipasi resiko yang mungkin akan timbul dalam proses penerapannya.
Redenominasi mata uang rupiah diharapkan akan berdampak positif terhadap peningkatan laju perekonomian bangsa. Diharapkan melalui redenominasi akan mampu membuat rupiah menjadi mata uang yang tidak “murahan” dimata dunia internasional.. Di sisi lain, redenominasi ini akan memudahkan penghitungan angka dalam transaksi bisnis sehingga terjadi efisiensi sistem akutansi dan laporan keuangan. Pemerintah juga berharap langkah pemangkasan mata uang ini akan mampu menekan laju inflasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

Analisa Kendala Pelaksanaan Redenominasi
Strategi yang dilakukan Bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan redenominasi rupiah adalah dengan memangkas tiga digit nol dari setiap rupiah yang ada. Secara fisik mungkin akan terjadi perubahan namun nilai/harga rupiah dipasaran tidak akan mengalami perubahan. Secara awam dapat dikatakan bahwa uang Rp. 1.000,- (saat ini) akan menjadi uang pecahan Rp. 1,- dalam mata uang rupiah baru. Pihak BI menegaskan bahwa Redenominasi akan dijalankan melalui tahapan-tahapan yang telah direncanakan dengan matang dan memakan waktu kurang lebih 10 tahun. Secara sederhana tahapan tersebut akan dibagi menjadi 3 bagian dengan uraian sebagai berikut :
Tahap Pertama
Melakukan sosialisasi yang intens dilakukan bagi seluruh masyarakat Indonesia baik awam dan pelaku ekonomi. Hal ini akan membutuhkan waktu yang sangat panjang, mengingat luas wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Juga akan sangat dipengaruhi kultur dan budaya serta tingkat pengetahuan masyarakat. Turki dan Rumania, merupakan Negara yang luas daerahnya tidak sebanding jika dibandingkan luas wilayah Indonesia. Tingkat pendidikan dan sumber daya serta jumlah penduduk juga jauh berbeda. Faktor-faktor non teknis ini sangat perlu diperhatikan. Melakukan sosialisasi dan pengawasan yang dilakukan akan semakin sulit dan memilki banyak tantangan. Sebagai contoh nyata dapat dilihat dari pelaksanaan proses sosialisasi pemilihan umum secara langsung (Pemilu) beberapa waktu yang lalu, masih banyak ditemukan kesalahan dan perbedaan informasi yang diterima dibeberapa daerah, pendistribusian kotak suara juga tidak on time belum lagi masalah suara batal yang jumlah persentasenya justru membuktikan bahwa tingkat pendidikan masih jauh dari yang diharapkan. Intinya, butuh kerja keras bagi Bank Indonesia sebagai pelaksana kebijakan dalam melakukan tahapan ini.
Tahap Kedua
Mencetak uang baru dengan pecahan baru . Tahapan ini tentunya akan membutuhkan anggaran biaya yang sangat besar, selain itu, pemerintah juga diharuskan tetap konsistens dalam mengontrol pasar agar para penjual tidak memiliki kesempatan menaikkan harga barang. Pengawasan yang paling sulit akan ditemukan pada pasar-pasar yang masih dikelola secara tradisional yang jumlahnya sangat mayoritas di negara ini. Pelaku pasar tradisional akan lebih sulit diawasi dan akan cenderung tidak taat terhadap system yang diterapkan terutama jika diawalnya telah didahului oleh ketakutan akan redenominasi ini. Pada tahapan ini juga secara bertahap akan dilakukan penarikan rupiah yang lama, sehingga dipasaran akan beredar dua jenis rupiah sebagai alat bayar yang sah.
Tahap Ketiga
Langkah terakhir adalah menarik seluruh uang rupiah lama dan menggantikannya dengan uang rupiah cetakan baru. Pada akhir periode ini diharapkan uang rupiah baru telah diterima di masyarakat ditandai dengan tidak adanya lagi ditemukan uang rupiah pecahan lama dipasaran.
Kesimpulan
Dari ketiga tahapan tersebut, pihak BI juga harus memperhatikan beberapa hal penting dalam menjalankan redenominasi rupiah diantaranya adalah :
1. Mencari solusi agar masyarakat tetap percaya kepada rupiah dan tidak berpaling kepada dollar sehingga tidak terjadi depresi rupiah.
2. Pemerintah juga harus segera membuat peraturan perundangundangan yang mendukung berjalannya langkah-langkah redenominasi tersebut.
3. Pemerintah juga diharapkan mampu memantau secara terus menerus dan mempersiapkan sosialisasi terstruktur dan terorganisir dengan baik sehingga informasi tentang kebijakan tersebut dapat diterima dengan merata oleh seluruh masyarakat di seluruh pelosok tanah air.
Selain pemerintah, pihak perbankan juga harus secepat mungkin mempersiapkan diri dalam menjalankan kebijakan pemerintah ini terutama dalam menyiapkan system baru yang mampu mendukung redenominasi tersebut. Akhirnya, kita hanya mampu menunggu, apakah kebijakan ini akan dilaksanakan, serta bertanya :”Sudah siapkah bangsa ini menerima Redenominasi? *

Minggu, 01 Agustus 2010

PENGARUH GOSIP TERHADAP PERUSAHAAN dan KARIR PEGAWAI

Gosip dan Perusahaan
Gosip mungkin merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi semua orang. Tidak perduli status sosial atau jabatan pasti akan mengenal dengan baik apa yang dinamakan gosip. Gosip dapat diartikan sebagai sebuah obrolan/opini tentang sesuatu hal yang kebenarannya belum diyakini atau dipastikan. Ketika cerita atau obrolan tersebut telah dapat dibuktikan secara langsung maka namanya berubah dari GOSIP menjadi FAKTA.
Lantas mengapa tulisan ini mengkaitkan hubungan antara GOSIP dan KARIR? Kata Gosip dapat berakibat fatal terhadap peningkatan karir seseorang yang bekerja di perusahaan atau di instansi pemerintah. Bahkan sebuah gosip dapat menghancurkan sebuah perusahaan bisnis yang besar jika imbasnya mampu mempengaruhi images positif perusahaan tersebut.
Gosip, merupakan sebuah opini yang mungkin positif atau negatif. Sehingga imbas yang dihasilkannya juga akan berakibat positif dan negatif. Peluang yang dihasilkan juga akan sama tergantung sejauh mana atau sebanyak mana orang yang tertarik untuk membicarakannya.
Melihat betapa besar pengaruh yang diakibatkan gosip ini maka hampir seluruh perusahaan jasa dan bisnis yang ada, dipastikan memiliki unit atau bidang Public Relation (PR). Secara awam mungkin PR ini hanya akan diartikan sebagai seorang pegawai yang mampu menjadi penghubung antara perusahaan dan masyarakat. Jika kita simpulkan maka jobs descrition seorang PR adalah mampu melakukan komunikasi positif guna menciptakan dan membangun images positif perusahaan dimata masyarakat secara umum dan dimata pelanggan/konsumen secara khusus. Dengan kata lain, seorang PR harus mampu membendung GOSIP yang bersifat Negatif terhadap perusahaan.
Gosip ini juga merupakan senjata yang ampuh bagi sebuah perusahaan untuk bisa menjatuhkan atau mengalahkan pesaingnya. Yang jadi permasalahannya apakah gosip ini merupakan strategi yang dihalalkan dalam mencuri pangsa pasar yang ada?
Seperti saya tuliskan di atas bahwa pengaruh gosip ini sangat luas terhadap Subjek atau Objek yang dibicarakan, kali ini kita akan membahas mengenai sejauhmana pengaruh Gosip terhadap Karir seorang Pegawai.

Gosip dan Pegawai
Pada teorinya seorang pegawai akan meningkat karirnya jika dia memiliki prestasi kerja yang baik dan loyal terhadap perusahaan dalam melakukan pencapaian kinerja yang baik di dalam perusahaan. Namun kenyataan yang ada, masih banyak pihak perusahaan yang bukan hanya memperhatikan dari sisi kinerja tetapi juga dari sisi kehidupan pribadi orang tersebut. Jika porsi atas dua sisi tersebut sama maka penilaian tersebut dapat dihalalkan.

Namun kenyataan yang terjadi, Gosip tersebut justru akan menjadi sisi yang paling diutamakan dan diperhatikan. Contoh : Seorang pegawai yang memiliki segudang prestasi belum tentu mendapat jabatan jika keluarga yang dimilikinya bermasalah. Sekalipun masalah tersebut tidak akan merugikan perusahaan secara materi atau images, namun hal tersebut akan tetap menjadi sebuah bahan masukan yang paling dilirik oleh para pengambil keputusan.
Terlepas dari rasa adil atau tidak, namun kenyataan tersebut sudah sangat banyak terjadi di lingkungan kerja. Bahkan gosip ini juga bisa dikategorikan sebagai sebuah cara untuk menghancurkan atau menaikkan karir seseorang disebuah perusahaan.
Ketika akan mengambil sebuah keputusan yang berkaitan dengan peningkatan karir pegawai maka seorang pemimpin yang bijak akan lebih melihat sisi kinerja & prestasi yang dimiliki pegawai tersebut di bandingkan sisi yang berkaitan dengan masalah-masalah pribadi. Dengan catatan selama hal tersebut tidak mempengaruhi perusahaan. Jika hal ini dilakukan maka secara tidak langsung akan tercipta lingkungan kerja yang sehat dan didalamnya akan tumbuh subur budaya kerja yang positif.
Beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan Gosip di lingkungan kerja adalah sbb
1. Bekerja dengan fokus, sehingga tidak perlu menambah urusan dengan menjadi pengamat terhadap masalah pribadi orang lain.
2. Mengakui kelebihan dan kekurangan orang lain, sehingga akan terjadi proses “pengacaan diri” atas apa yang kita miliki, dengan kata lain “perbaiki kelemahan yang kita miliki dan tunjukkan kelebihan kita”.
3. Bekerja Iklas, tanpa pamrih dan loyal terhadap perusahaan.
4. Tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompok dan tetap mengutamakan kepentingan perusahaan.
Selain itu, pihak management perusahaan juga diharapkan mampu mengantisipasi terhadap perkembangan gosip yang ada di lingkungan kerja. Sebuah Gosip, dapat menciptakan situasi lingkungan kerja yang tidak sehat yang akan berakibat berkurangnya performa pegawai yang nantinya akan bermuara terhadap pencapaian laba yang tidak maksimal.
Beberapa contoh antisipasi yang dapat dilakukan pihak management perusahaan adalah :
1. Melakukan klarifikasi atas opini yang berkembang, dengan memanggil Subjek atau Korban untuk menanyakan hal tersebut.
2. Memberi sanksi yang tegas terhadap penyebar gossip.
3. Mencari solusi akan masalah yang dihadapi pegawai melalui konseling.
4. Mengcover gossip tersebut untuk tidak terus tumbuh berkembang dengan cara tidak merespon gossip negative.
Alangkah sakitnya, jika seorang pegawai yang telah bekerja maksimal dan mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa, harus jatuh karirnya hanya karena sebuah opini negative/ gosip dari orang-orang yang tidak mampu dimintai pertanggungjawabannya atas opini yang disebarkannya.
Jika sebuah perusahaan ingin terus mengembangkan pangsa pasar yang dimilikinya maka dia harus mampu mengendalikan gossip yang ada di lingkungan perusahaan maupun yang ada di masyarakat sehingga tetap terjaga images positif perusahaan dimata para konsumen.*